Monday, December 22, 2014

MAKALAH FILSAFAT UMUM(Eksistensialisme)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu diantara faham filsafat di era modern adalah faham Eksistensialisme. Di dalam dunia filsafat, Tidak banyak aliran yang mampu mengguncangkan dunia, filsafat eksistensialisme adalah salah satu diantaranya. Nanti kita akan melihat bahwa filsafat ini tidak luar biasa, akar akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik. Akan tetapi, faham ini termasuk faham yang membuat  goncayang yang dahsyat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari Faham Eksistensialisme ?
2.      Bagaimanakah sejarah munculnya faham Eksistensialisme ?
3.      Siapakah tokoh tokoh yang beraliran eksistensialisme ?

C.     Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian Eksistensialisme
2.      Menjelaskan sejaran kemunculan Eksistensialisme
3.      Mengetahui tokoh tokoh Eksistensialisme
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Eksistensialisme
Secara etimologi, kata dasar eksistensi (existency ), adalah exis yang berasal dari kata latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Pikiran seperti ini dalam bahasa jerman disebut dasein, da berarti di sana sein berarti berada. Berada bagi manusia selalu berarti di sana , atau di tempat. Tidak mungkin ada manusia tidak bertempat. Akan tetapi bertempa bagi manusia itu tidak sama dengan bertempat bagi batu atau pohon. Manusia selalu sadar akan tempatnya. Dia sadar bahwa dia menempati. Ini berarti suatu kesibukan, kegiatan, dan melibatkan diri.dengan demikian manusia sadar akan dirinya sendiri. Jadi dengan keluar dari dirinya sendiri, manusia sadar akan dirinya sendiri, dia berdiri sebagai aku atau pribadi.
Eksistensialisme yaitu suatu usaha untuk menjadikan masalah menjadi konkret karena adanya manusia dan dunia. Menurut Sartre eksistensialisme yaitu filsafat yang memberi penekanan eksistensi yang mendahului esensi. Memandang segala gejala yang ada berpangkal kepada eksistensi. Dengan adanya eksistensi akan penuh dengan lukisan-lukisan yang konkret dengan metode fenomenologi (cara keberadaan manusia).
Eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan karena pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia. Eksistensi merupakan keadaan tertentu yang lebih khusus dari sesuatu dan apapun yang bereksistesi tentu nyata ada. Sesuatu dikatakan bereksistensi jika sesuatu itu bersifat public yang artinya objek itu sendiri harus dialami oleh banyak orang yang melakukan pengamatan

Menurut Parkey, aliran eksistensialisme terbagi menjadi 2 yaitu, antara lain ;
• Theistic, yaitu ajaran yang mengakui eksistensi Sang Pencipta, meskipun tidak menjadikan ketundukan dan kepatuhan pada Sang Pencipta sebagai sebuah keniscayaan, diantara penganut paham ini seorang Filosof kontemporer terkemuka Jerman yang beragama Katolik, Karl Jaspers

• Atheistic, yaitu ajaran yang mengingkari eksistensi Sang Pencipta, diantara pemuka mazhab ini filosof Perancis Jean-Paul Sartre, ajaran eksistensialisme inilah yang memegang kendali dan yang dimaksud dengan terminologi Eksistensialisme sekarang, khususnya yang beredar dalam pemahaman para remaja Eropa saat ini, jadi doktrin ini berlandaskan pada atheism.


B.     Sejarah Kemunculan Eksistensialisme
Filsafat selalu lahir dari suatu krisis. Krisis berari penentuan. Bila terjadi krisis, biasanya orang akan meninjau pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat tahan uji. Dengan demikian filsafa adalah perjalanan dari satu krisis ke krisis yang lain. Ini berarti manusia yang berfilsafat senantiasa meninjau kembali dirinya. Mungkin tidak secara tegas manusia itu meninjau dirinya, tetapi dalam hal seperti iu manusia mempersoalkan uhan atau denia dan sekelilingnya, tetapi dalam hal seperi itu manusia sesungguhnya masih mempersoalkan dirinya juga.
Sifat materialisme dan idealisme ternyata merupakan pendorong lahirnya eksistensialisme. Materialism dan idealism adalah dua pandangan filsafat tentang hakikat yang ekstrem. Keduanya berisi benih benih kebenaran, tapi keduanya juga salah. Dan eksistensialisme ingin mencari jalan keluar dari kedua faham tersebut.
 Dalam pandangan materialisme, manusia itu pada  akhirnya adalah benda seperti halnya batu dan kayu. Meskipun orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia itu sama dengan batu ataupun kayu, akan tetapi materialisme mengatakan bahwa pada akhirnya manusia hanyalah sesuatu yang material, dengan kata lain materi dan betul betul materi. Menurut bentuknya , memang manusia lebih unggul ketimbang sapi, batu atau pohon. Dilihat dari segi keberadaannya juga sama, nah disinilah bagian ajaran materialisme yang diganyang oleh eksistensialisme.
Eksistensialisme menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada di dunia, sapi, pohon, dan batu juga. Akan tetapi, cara beradanya tidak sama. Manusia berada di dunia, ia mengalami beradanya di dunia itu, manusia juga menyadari dirinya berada di dunia. Manusia menghadapi dunia dan mengerti apa yang dia hadapi itu. Manusia mengerti kegunaan pohon, batu, dan ia juga mengerti bahwa hidupnya itu memiliki arti. Arti bahwasannya manusia adalah subjek. Subjek artinya yang menyadari, dan barang barang yang disadarinya disebut objek. Jadi kesalahan materialisme secara singkat adalah faham ini memungkiri manusia secara keseluruhan atau hanya memandang kejasmanian (materi) sebagai keseluruhan manusia. , materialisme hanya menganggap manusia sebagai sesuatu yang ada, tanpa menjadi subjek.
Manusia itu berfikir dan berkesadaran, hal inilah yang tidak disadari oleh materialisme. Akan tetapi sebaliknya , aspek ini dilebih lebihkan oleh idealisme sehingga menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada barang lain selain pikiran.
Bibit idealisme telah ada sejak plato, tetapi pembuka jalan bagi idealism yang sungguh sungguh adalah Descartes. Dalam pandangan Descartes, manusia disamakan dengan dengan kesadarannya. Kesadaran itu tidak bersentuhan sama sekali dengan alam jasmani. Kesadaran itu seolah olah tergantung di langit. Di dalam kesadaran itu terdapat idea idea. Idea idea itu sama sekali bukan berasal dari kontak dengan dunia luar kesadarankita dapat berkata idea tentang kucing, sapi, dan sebagainya yang dibentuk oleh kenyataan di luar diri kita misalnya karena kita telah melihatnya. Akan tetapai, bagi Descartes tidak demikian. Menurutnya, antara kesadaran dan alam luar diri tidak ada sangkutannya. Sekalipun demikian, Descartes belum benar benar jatuh di dalam idealisme Karena ia masih mengakui dunia realitas. Dia mengatakan bahwa idea, seakan akan adalah copy dunia realitas. Sekalipun demikian, pada dasarnya dia telah memisahkan kesadaran dari dunia luar. Dengan bertolak dari Descartes itu, kelak idealism akan mengingkari sama sekali pengertian dunia luar. Di dalam kesadaran yang dimengerti hanyalah idea idea. Alam pikiran hanyalah alam idea. Manusia tidak mengerti dunia luar kesadarannya, dan yang dimengerti hanyalah idea idea. Di dalam idealisme tulen, tidak ada hubungan antara idea dan realitas di luar pikiran. Menurut idealism, tiap tiap pikiran tentang dunia luar hanyalah nonsens belaka. Kesalahan idealisme karena memandang manusia sebagai subjek saja, hanya sebagai kesadaran. Sebaliknya meterialisme hanya melihat manusia sebagai objek. Maerialisme lupa bahwasannya barang di dunia ini disebu objek lantaran adanya subjek.
Eksistensialisme juga di dorong oleh munculnya olah situasi dunia pada umumnya.  Di sini eksistensialisme lahir sebagai reaksi terhadap dunia pada umumnya, teruama eropa barat. Dimana situasi dan kondisi pada saa itu tidak menentu. Rasa takut berkecamuk, kebencian merajalela, nilai sedang mengalami krisis, bahkan manusia itu juga mengalami krisis, dan pada intinya masyarakat dunia sedang mengalami depresi tingkat tinggi. Dalam keadaan seperti itu, filosof melihat pada dirinya sendiri. Dia berharap menemukan suatu pegangan untuk dapat menyelamatkan dunia dari depresi atau krisis tersebut. Maka dari proses itulah eksistensialisme muncul dan menjadikan manusia sebagai subjek, dan sekaligus objek. Manusia dijadikan tema senral dalam perenungan.

C.    Tokoh Tokoh Eksistensialisme
Soren Kierkegaarad (1813-1855)
Menurut kierkegraad,filsafat tidak merupakan suatu system, tetapi suatu pengekspresikan eksistensi individual. Karena ia menentang filsafat yang bercorak sistimatis, dapat dimengerti mengapa ia menulis karyanya dengan menggunakan nama samaran. Dengan cara demikian,ia menghindari nggapan bahwa bukunya merupakan gambaran tentang fase-fase perkembangan pemikiranya. Dengan menggunakan nama samara, mukinkah ia menyerang pendapat-pendapatnya didalam bukunya yang lain.
Kierkegraad mengemukakan kritik yanh sanga tajam terhadap Gereja Lutheran yang merupakan Gereja Keristen resmi di Denmark keika itu. Kritik itu delemparkan terutama pada masa tuanya. Ia beranggapan bahwa gereja di tanah airnya sangatlah menyimpang dari injil kristus. Pada pokoknya, kriktik kierkegraad terhadap agama Kristen di tanah airnya tidak bebeda dari  kriktik terhadap filsafat hegel. Masalah yang di kriktiknya ialah karena orang mengaku Kristen di sana, tetapi kebanyakan tidak benar. Kristen tidak melekat di hati, tidak dianut dengan sepenuh kepribadian, ada kemunafikan. Sifat ini sangat dibenci oleh kierkegraad iman kritenharuslah merupakan salah sau cara hidup radikal yang menurut seluruh kepribadian.

Jean Paul Sartre (1905-1980)
Jean P. Sartre dilahirkan di Paris, Prancis, 21 Juni 1905, Sartre adalah filsuf dan penulis Prancis yang namanya tetap terkenal hingga saat ini. Ia meraih gelar doktor di bidang filsafat, dan kemudian mengajar di bidang tersebut selama beberapa tahun. Setelah Perang Dunia II, Sartre meninggalkan pekerjaannya sebagai pengajar, dan mengabdikan hidupnya untuk menulis.
Pada tahun 1924, Sartre diterima di Ecole Normale Superieure, perguruan tinggi paling terkenal dan paling selektif di Prancis. Tahun 1929 ia lulus dengan predikat Agregation de Philosophie nomor satu. Sejak tahun 1931, Sartre mengajar sebagai guru filsafat di Le Havre, Loan, dan Paris.
Pada 22 Oktober 1964, Sartre dianugerahi Nobel Sastra, namun dia menolak, dengan alasan hadiah itu akan menurunkan integritas karya-karyanya. Sepanjang hidupnya, Sartre telah menulis banyak pemikiran penting, di antaranya adalah “Being and Nothingness”, “L’Imagination”, “Morts sans Sépulture”, dan “L’Imaginaire”. Sementara autobiografinya berjudul “Les Mots”.
Dia adalah Tokoh paling penting dalam faham ini. Dialah yang menyebabkan eksistensialisme menjadi tersebar, bahkan menjadi semacam mode, sekalipun pendiri eksistensialisme bukan dia, melainkan Soren Kierkegaard. Ia mengembangkannya sampai sadar tentang sesuatu berarti menyangkal sesuatu. Dengan kesadaran itu manusia iu termuat dalam kompleks perubahan tenang berbuat itu manusia sadar ia berbuat. Itu berarti manusia menyadari bahwa ia selalu dalam peralihan. Disinilah letak kerumitan manusia itu. Manusia itu setelah menyadari dirinya, ia membantahnya dan menyangkalnya. Jadi manusia itu selalu berubah, selalu meluncur, selalu menuju kepada. Hakikat penyangkalan itu dapat dirumuskan dalam kalimat ini : “ yang ada tidak dimaui, yang dimaui belum ada. Jadi manusia itu laksana orang yang mengejar bayangannya. Menurut Sartre, itulah hakikat manusia.”
Dalam filsafat ini kelihatanlah suatu dilema. Karena kesadarannya, manusia berbuat. Berbuat berarti berubah. Apa yang dicapai, pasti diingkari. Manusia harus berbuat sementara ia sudah mengetahui hasil perbuatannya tidak akan memuasakan dirinya. Seolah berbuat itu adalah “hukuman” yang terelakkan bagi manusia.Disini tergambarlah suatu filsafat putus asa untuk apa mengejar sesuatu padahal sudah diketahui bahwa jika sesuatu itu dicapai, dia akan mengingkarinya? Jadi semua usaha telah diketahui akan berakhir  sia sia, tetapi toh manusia harus berbuat. Menurut Sartre itulah hukuman bagi manusia. Manusia harus demikian. Ia dihukum oleh kesadarannya. Ia harus meluncur terus sampai ia terengah engah kepayahan. Untuk membebaskan diri dari hukuman itu, hanya ada dua kemungkinan ; menjadi yang tak berkesadaran (en-soi, hewan, tetumbuhan, batu) atau bunuh diri. Menjadi ensoi tidak mungkin, yang mungkin adalah bunuh diri.






BAB III
KESIMPULAN

Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memiliki misi mengangkat derajat kemanusiaan dan menegaskan kapasitas manusia yang berpusat pada individu karena manusia memiliki akal, kebebasan, kehendak dan alternatif sehingga tidak membutuhkan Sang Pengarah. Konsep ini tergolong dalam sederet orientasi pemikiran yang sangat kontras dan tidak punya pijakan filosofis yang jelas. Karena ketidak-jelasan dan kegalauan tersebut, makanya paham ekstensialisme tidak mendapatkan tempat dalam deretan tatanan teologi dan pemikiran. Selain itu,  ia hanya merupakan sebuah orientasi pemikiran yang mempresentasikan paradigma para pengikutnya yang menjadikan konsep keberadaan manusia sebagai titik awal keberadaan .
Faham filsafat eksistensialisme adalah salah satu faham yang muncul di zaman modern, kemunculan faham ini dipengaruhi adanya dua faham ekstrem yang saling bertentangan, yakni faham Materialisme yang memandang manusia sebagai objek saja dan faham Idealisme yang memandang manusia hanya sebagai subjek saja. Maka dari itu, eksistensialisme muncul dengan menjadikan manusia sebagai subjek sekaligus objek. Selain itu, kemunculan eksistensialisme juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat, khususnya di eropa barat yang sedang mengalami depresi secara umum, sehingga para filosof mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada pada waktu itu sehingga pada akhirnya memunculkan eksistensialisme sebagai jawabannya. Akan tetapi dibalik goncangan eksistensialisme pada waktu itu, faham ini mengalami bentrokan dengan realitas. Meskipun banyak pandangan pandangan yang bagus dalam faham ini, namun pada dasarnya tidak tahan uji.


Daftar Pustaka

·         Tafsir, Prof. Dr. Ahmad . 2003. Filsafat Umum. Edisi Keduabelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
·         Fortuna. 2009.Eksistensialisme. (http://samuderailmufortuna.blogspot.com/2009/03/eksistensialisme.html)
·         Ramot  Hutasoit. 2013 Paham Eksistensialisme
(http://ramothutasoit.blogspot.com/2013/06/paham-eksistensialisme.html)

No comments:

Post a Comment