Cerita !!!!!
Kisah terindah bersama Ibu ku
Hmmmmmmm,,,,,,
alangkah senangnya bisa pergi jauh dari orang tua kata kebanyakan teman saya,
tetapi kenyataannya nggak juga ya??? Kangen, rindu, sedih, semua lah yang gak
karu-karuan, tetapi itu hanya sementara sebulan, atau paling gak hanya seminggu
aja. Setelah tamat dari sekolah Madrasah Aliyah atau setingkat dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA) tepatnya sekolah saya berada di kota Medan Sumatra Utara
yang berdekatan dengan Stadion Teladan kira-kira 2 KM gak kurang dan mungkin
gak lebih, pada saat itu tibalah waktunya wisuda di sekolah saya pada bulan Mei
2013, banyak sih kisah terharu meningglkan pondok, teman-teman, adik-adik kelas
terlebih lagi ustad dan ustadjah yang memberi saya dan teman-teman lain
ilmu-ilmu yang bermanfaat tetapi mungkin sayangnya saya kurang menfaatkan ilmu
yang telah diberi tersebut. Setelah itu mulailah diantara kami semua berpisah
dan kebanyakan teman-teman termasuk saya pulang menuju kampung halaman yang
sudah hampir 6 tahun juga saya tinggalkan karna saya selama sekolah jauh dari
kampung jarang pulang, sebab disana masih terbilang jauh dari kota (hehehe),,,
singkat cerita beberapa hari dirumah mulailah saya, kakak, dan umak saya
cerita-cerita tentang sekolah yang akan saya tuju di perguruan tinggi,, di
pondok saya kebetulan ada tes beasiswa ke luar negri tepat nya di negara Yaman
Universitas Al-ahghaf, ibu saya sih agak keberatan untuk izininnya tapi
tetap saya coba aja ikutin tes tersebut, tettapi sebelum saya memutuskan untuk
ikut tes tersebut ibu saya malah kasih pertanyaan sama saya “ nanti kalau mamak
meninggal apa boleh imamin shalat jenazah dari handphone???” pertanyaan yang
luar biasa anehnya menurut saya, saya hanya bisa menjawab kalau shalat ghaib
bisa,, setelah saya mengikuti tes tersebut yaaaa beberapa bulan kemudian
setelah mendengar hasil nya ternyata tidak berhasil mungkin karena tidak di ridhoi dengan setulusnya jauh kesana,, terus
saya ikut tes di Universitas yang berada di Banda Aceh UIN ARANIRI,
hasil yang memuaskan ternyata saya lulus ketika saya coba tanyakan lagi
ternyata ibu saya juga tidak mengijinkan sampai-sampai saya pasrah dan bilang
terserah aja mau kemana di sekolahkan,, ya sampai akhirnya saya kembali ke
pondok saya kemudian saya mintak pendapat kepada Ustad saya yang mengajar di
pondok saya, saya di beri nasehat dan akhirnya beliau menyuruh saya pergi ke
pondok beliau yang berada di Pasuruan, Bangil Jawa Timur dan akhirnya saya
pulang ke rumah dan menjelaskan apa yang telah saya peroleh dari ustad saya
tersebut, akhirnya ibu dan ayah saya menanggapi pendapat saya, setelah 1 minggu
berlalu mulailah merencanakan keberangkatan yang pada saat itu sangat
berdekatan dengan datang nya bulan Ramadhan, wahhhhh,,,,, senang sih pergi ke
luar pulau (hehehehe) tapi setelah membicarakan tentang keberangkatan
serasa suasana di rumah saya itu mengharukan padahal belum saya belum
berangkat, gimana kalau sudah berangkatnya,,,, aduhhhhhhh mungkin tangisan ibu
saya menbuat saya nangis juga (hahahaha), setelah berbincang-bincang
dengan ibu dan ayah akhirnya ibu saya meminta saya pergi setelah bulan
Ramadhan, saya pun menuruti apa kata ibu saya, pada saat puasa ibu saya selalu
masak-masakan yang enak-enak, mungkin kalau sudah di Jawa nanti jarang
masak-masakan ibu saya (hehe),,,
Gak
terasa sebulan penuh bulan Ramadhan pun terlewati, waduhhhh,,,, hati saya
deg-degkan soalnya dari anak-anak ibu dan ayah, cuma saya yang baru pergi ke
pulau Jawa dan meninggalkan ibu yaa lumayan lama la, walaupun sebelumnya saya
sudah pernah pergi jauh tapi masih dalam pulau. Oya, sebelum saya pergi saya ngomong-ngomong
sama kakak ibu saya kalau saya mau ke Jawa, soalnya keluarga dari ibu saya PUJAKESUMA
“putra/putri Jawa kelahiran Sumatra” eh malah wawak saya panggilan
untuk kakak ibu bilang sama ibu saya pake bahasa jawa tapi saya ngerti
sikit artinya “ emang anak mu itu banyak, kau kirim ke jawa sana nanti kalau
ada apa-apa gak da yang tau” saya ketawa waktu wawak bicara macam itu, ibu saya
bilang sekarang kan ada handphone kalau ada apa-apa tinggal telfon, wawak saya
malah ngomel sendiri (hehehehe).
Tibalah saatnya
saya pergi meninggalkan ibu, ayah, kakak, adik, teman-teman, dan keluarga yang
berada di Sumatra. Kebetulan pada waktu itu ada seorang teman saya ketika di
pondok pergi bersama saya juga, jadi ke khawatiran ibu lumayan bekurang.
Setelah sampai di bandara suasana yang
begitu ramai sekali orang-orang yang sedang berpose berfoto-foto, ada yang
melihat lepas landasnya pesawat dan lain-lain, ketika saya melihat raut wajah
ibu saya yang kelihatannya sedang berfikir yang saya pun tidak tahu apa yang
sedang difikirkan ibu saya. Saya bersama teman saya Chek In agar nanti tidak
repot-repot antri lagi, setelah 2 jam lamanya menuggu akhirnya panggilan nomor
pesawat yang kami naiki pun sedang bersiap-siap. Wahhhhhhh,,,,, saya pamitan
sama ibu, ayah, kakak, dan wawak yang ikut juga mengantar saya, suasana sedih
pun tiba-tiba datang air mata ibu saya mengalir wajah ibu saya memerah, mungkin
karena menahankan kesedihan beliau, saya pun tidak bisa menahan rasa sedih yang
bergejolak didada saya, akhirnya hal tidak saya inginkan pun terjadi yaitu
mengeluarkan air mata kesedihan. Dan setelah itu saya dn teman saya pun pergi
kedalam bandara untuk melanjutkan pencarian ilmu yang masih sangat-sangat
kurang ini sekalian saya ingin menambah pengalaman saya tentang budaya yang ada
di pulau Jawa nanti. Setelah keberangkatan saya dari Sumatra Utara, Medan pada
jam 21:00 WIB dan sampailah saya di Jawa Timur, Surabaya pada pukul 24:00 WIB,
kemudian saya langsung mengaktifkan hendphone untuk memberitahu ibu bahwa saya
sudah sampai di Surabaya. Ketika mendengar suara ibu saya ternyata saya di
kabari bahwa beliau lagi menuju tempat wisata yang berada di kota Medan dan
menginap disana, waaahhhhh saya kira masih sedih ternyata malah pergi rekreasi.
Setelah sampai di pondok yang disarankan oleh ust saya, teryata saya hanya
bertahan 2 minggu, seminggu setelah anak-anak pondok yang lama masuk karena
tempat nya sangat gersang ada sih pohonnya tetapi hanya tinggal pohon saja
daun-daunnya sudah hilang nggak tau kemana hehehe,,, ternyata ada kabar buruk
bagi teman saya, ibu teman saya sakit dan ia memutuskan untuk kembali ke
Sumatra, saya tidak mau balik ke Sumatra karena saya belum mendapatkan apa-apa
di pulau Jawa, kemudian saya memberitahu ibu saya bahwasanya kami berdua keluar
dari pondok tersebut dan saya mengatakan pada ibu saya bahwa saya tidak ikut
pulang, saya ingin menuju kota Malang dan ibu saya pun mengijinkan saya beliu
berpesan “agar saya bagus-bagus belajar disana (Malang) dan jangan berbuat
yang macam-macam” saya pun mendengarkan pesa beliau dan saya minta do’a
kepada ayah ibu agar saya berhasil. Akhirnya saya dan teman saya pulang menuju
Surabaya di stasiun Bung Rasih, saya pun berpisah bersama teman saya di stasiun
tersebut, saya menuju kota Malang dan teman saya menuju bandara Juanda di
Surabaya.
No comments:
Post a Comment