Monday, December 22, 2014

Kisah terindah bersama Ibu ku

Cerita !!!!!
Kisah terindah bersama Ibu ku

            Hmmmmmmm,,,,,, alangkah senangnya bisa pergi jauh dari orang tua kata kebanyakan teman saya, tetapi kenyataannya nggak juga ya??? Kangen, rindu, sedih, semua lah yang gak karu-karuan, tetapi itu hanya sementara sebulan, atau paling gak hanya seminggu aja. Setelah tamat dari sekolah Madrasah Aliyah atau setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) tepatnya sekolah saya berada di kota Medan Sumatra Utara yang berdekatan dengan Stadion Teladan kira-kira 2 KM gak kurang dan mungkin gak lebih, pada saat itu tibalah waktunya wisuda di sekolah saya pada bulan Mei 2013, banyak sih kisah terharu meningglkan pondok, teman-teman, adik-adik kelas terlebih lagi ustad dan ustadjah yang memberi saya dan teman-teman lain ilmu-ilmu yang bermanfaat tetapi mungkin sayangnya saya kurang menfaatkan ilmu yang telah diberi tersebut. Setelah itu mulailah diantara kami semua berpisah dan kebanyakan teman-teman termasuk saya pulang menuju kampung halaman yang sudah hampir 6 tahun juga saya tinggalkan karna saya selama sekolah jauh dari kampung jarang pulang, sebab disana masih terbilang jauh dari kota (hehehe),,, singkat cerita beberapa hari dirumah mulailah saya, kakak, dan umak saya cerita-cerita tentang sekolah yang akan saya tuju di perguruan tinggi,, di pondok saya kebetulan ada tes beasiswa ke luar negri tepat nya di negara Yaman Universitas Al-ahghaf, ibu saya sih agak keberatan untuk izininnya tapi tetap saya coba aja ikutin tes tersebut, tettapi sebelum saya memutuskan untuk ikut tes tersebut ibu saya malah kasih pertanyaan sama saya “ nanti kalau mamak meninggal apa boleh imamin shalat jenazah dari handphone???” pertanyaan yang luar biasa anehnya menurut saya, saya hanya bisa menjawab kalau shalat ghaib bisa,, setelah saya mengikuti tes tersebut yaaaa beberapa bulan kemudian setelah mendengar hasil nya ternyata tidak berhasil mungkin karena tidak  di ridhoi dengan setulusnya jauh kesana,, terus saya ikut tes di Universitas yang berada di Banda Aceh UIN ARANIRI, hasil yang memuaskan ternyata saya lulus ketika saya coba tanyakan lagi ternyata ibu saya juga tidak mengijinkan sampai-sampai saya pasrah dan bilang terserah aja mau kemana di sekolahkan,, ya sampai akhirnya saya kembali ke pondok saya kemudian saya mintak pendapat kepada Ustad saya yang mengajar di pondok saya, saya di beri nasehat dan akhirnya beliau menyuruh saya pergi ke pondok beliau yang berada di Pasuruan, Bangil Jawa Timur dan akhirnya saya pulang ke rumah dan menjelaskan apa yang telah saya peroleh dari ustad saya tersebut, akhirnya ibu dan ayah saya menanggapi pendapat saya, setelah 1 minggu berlalu mulailah merencanakan keberangkatan yang pada saat itu sangat berdekatan dengan datang nya bulan Ramadhan, wahhhhh,,,,, senang sih pergi ke luar pulau (hehehehe) tapi setelah membicarakan tentang keberangkatan serasa suasana di rumah saya itu mengharukan padahal belum saya belum berangkat, gimana kalau sudah berangkatnya,,,, aduhhhhhhh mungkin tangisan ibu saya menbuat saya nangis juga (hahahaha), setelah berbincang-bincang dengan ibu dan ayah akhirnya ibu saya meminta saya pergi setelah bulan Ramadhan, saya pun menuruti apa kata ibu saya, pada saat puasa ibu saya selalu masak-masakan yang enak-enak, mungkin kalau sudah di Jawa nanti jarang masak-masakan ibu saya (hehe),,,
            Gak terasa sebulan penuh bulan Ramadhan pun terlewati, waduhhhh,,,, hati saya deg-degkan soalnya dari anak-anak ibu dan ayah, cuma saya yang baru pergi ke pulau Jawa dan meninggalkan ibu yaa lumayan lama la, walaupun sebelumnya saya sudah pernah pergi jauh tapi masih dalam pulau. Oya, sebelum saya pergi saya ngomong-ngomong sama kakak ibu saya kalau saya mau ke Jawa, soalnya keluarga dari ibu saya PUJAKESUMA “putra/putri Jawa kelahiran Sumatra” eh malah wawak saya panggilan untuk kakak ibu bilang sama ibu saya pake bahasa jawa tapi saya ngerti sikit artinya “ emang anak mu itu banyak, kau kirim ke jawa sana nanti kalau ada apa-apa gak da yang tau” saya ketawa waktu wawak bicara macam itu, ibu saya bilang sekarang kan ada handphone kalau ada apa-apa tinggal telfon, wawak saya malah ngomel sendiri (hehehehe).

Tibalah saatnya saya pergi meninggalkan ibu, ayah, kakak, adik, teman-teman, dan keluarga yang berada di Sumatra. Kebetulan pada waktu itu ada seorang teman saya ketika di pondok pergi bersama saya juga, jadi ke khawatiran ibu lumayan bekurang. Setelah  sampai di bandara suasana yang begitu ramai sekali orang-orang yang sedang berpose berfoto-foto, ada yang melihat lepas landasnya pesawat dan lain-lain, ketika saya melihat raut wajah ibu saya yang kelihatannya sedang berfikir yang saya pun tidak tahu apa yang sedang difikirkan ibu saya. Saya bersama teman saya Chek In agar nanti tidak repot-repot antri lagi, setelah 2 jam lamanya menuggu akhirnya panggilan nomor pesawat yang kami naiki pun sedang bersiap-siap. Wahhhhhhh,,,,, saya pamitan sama ibu, ayah, kakak, dan wawak yang ikut juga mengantar saya, suasana sedih pun tiba-tiba datang air mata ibu saya mengalir wajah ibu saya memerah, mungkin karena menahankan kesedihan beliau, saya pun tidak bisa menahan rasa sedih yang bergejolak didada saya, akhirnya hal tidak saya inginkan pun terjadi yaitu mengeluarkan air mata kesedihan. Dan setelah itu saya dn teman saya pun pergi kedalam bandara untuk melanjutkan pencarian ilmu yang masih sangat-sangat kurang ini sekalian saya ingin menambah pengalaman saya tentang budaya yang ada di pulau Jawa nanti. Setelah keberangkatan saya dari Sumatra Utara, Medan pada jam 21:00 WIB dan sampailah saya di Jawa Timur, Surabaya pada pukul 24:00 WIB, kemudian saya langsung mengaktifkan hendphone untuk memberitahu ibu bahwa saya sudah sampai di Surabaya. Ketika mendengar suara ibu saya ternyata saya di kabari bahwa beliau lagi menuju tempat wisata yang berada di kota Medan dan menginap disana, waaahhhhh saya kira masih sedih ternyata malah pergi rekreasi. Setelah sampai di pondok yang disarankan oleh ust saya, teryata saya hanya bertahan 2 minggu, seminggu setelah anak-anak pondok yang lama masuk karena tempat nya sangat gersang ada sih pohonnya tetapi hanya tinggal pohon saja daun-daunnya sudah hilang nggak tau kemana hehehe,,, ternyata ada kabar buruk bagi teman saya, ibu teman saya sakit dan ia memutuskan untuk kembali ke Sumatra, saya tidak mau balik ke Sumatra karena saya belum mendapatkan apa-apa di pulau Jawa, kemudian saya memberitahu ibu saya bahwasanya kami berdua keluar dari pondok tersebut dan saya mengatakan pada ibu saya bahwa saya tidak ikut pulang, saya ingin menuju kota Malang dan ibu saya pun mengijinkan saya beliu berpesan “agar saya bagus-bagus belajar disana (Malang) dan jangan berbuat yang macam-macam” saya pun mendengarkan pesa beliau dan saya minta do’a kepada ayah ibu agar saya berhasil. Akhirnya saya dan teman saya pulang menuju Surabaya di stasiun Bung Rasih, saya pun berpisah bersama teman saya di stasiun tersebut, saya menuju kota Malang dan teman saya menuju bandara Juanda di Surabaya.

No comments:

Post a Comment